Rabu, 02 Februari 2011

Sanseviera si Penyedot Bau Maut



Menurut NASA polusi udara menyebabkan penyakit yang dikenal dengan nama sick building syndrome. Polutan udara yang paling banyak berasal dari asap rokok, benzene, dan formaldehida.
Sick building syndrome menyebabkan mata dan hidung panas seperti terbakar, tenggorokan panas dan kering, kelelahan kronis, kanker, menurunkan kemampuan konsentrasi, gemetar, mual, otot kram, kulit kasar dan kering, sakit kepala, hati berdebar, batuk, pilek, dan napas tersengal.
Penelitian yang dirilis oleh NASA menyimpulkan ada 10 tanaman menyerap polutan, diantaranya sansiviera, philodendron, aglaonema, spathiphyllum, dan krisan. Sansiviera menjadi pilihan utama lantaran cocok dimanfaatkan sebagai tanaman indoor dan outdoor. Alasan lain, dracula’s plant itu punya jalur metabolism CAM (Crasulaceaen Acid Metabolism). Di malam hari penyerapan oksigennya sedikit sehingga tidak mengganggu proses pernapasan makhluk lain, termasuk pemilik tanaman.

Proses Serap Racun 

Menurut Lanny Lingga, pratikus tanaman hias di Bogor, lidah jin menyerap polutan dalam 2 tahap. Pertama melalui proses penangkapan dan pemecahan alias metabolic breakdown. Tanaman menangkap polutan berupa senyawa organic melalui stomata bersamaan proses respirasi, transpirasi, dan fotosintesis. Senyawa organic lalu dipecah menjadi ion yang dapat diserap jaringan tanaman.
Tahap berikutnya berbarengan dengan pengeluaran oksigen melalui akar (ini terjadi ketika tanaman melakukan proses transpirasi. Saat pelepasan oksigen berlangsung, senyawa racun yang menumpuk di jaringan akar ikut dilepas. Tanaman yang punya tingkat transpirasi-penguapan-tinggi,paling aktif menyerap polutan.
Penelitian lain oleh Wolverton Environmental Service mengungkap lidah naga menyerap senyawa kimia berbahaya seperti formaldehida, kloroform, benzene, xylene, dan trichloroethylene. Cukup menaruh 4 daun sansevieria dewasa diruang seluas 75 m2  membuat udara bebas dari polutan maut tersebut.

Kasiat Obat

Sansieviera memiliki kandungan kimiawi dan efek farmakologis yang secara klinis teruji berefek positif.
Daun memiliki rasa pedas dan bersifat netral. Ia dimanfaatkan sebagai obat bengkak, penyakit kulit seperti eksim, sakit gigi, penyubur rambut, telinga berdengung, pencegah flu, dan penawar racun binatang berbisa. Buah rasanya pahit manis, mengandung astringen, dan bersifat sejuk.
Buah bagus dipakai sebagai penurun panas, mencegah peradangan, obat batu ginjal, penyejuk tenggorokan, dan peluruh urin. Sementara akar yang tawar dan bersifat netral menjadi penawar racun, menurunkan tekanan darah, mengobati diare, sipilis, wasir, TBC kelenjar, dan sakit ulu hati. (Sumber : Evy Syariefa, Trubus : Februari 2008)