Rabu, 30 Maret 2011

THE CHARACTERISTIC OF YOUNG LEARNER


INTRODUCTION
While there are commonalities across learners of all ages, young children differ from older children in many ways. Studies of young children show how learning changes across development. However, we now know that even very young children have a predisposition to learn in certain domains, and that young children are actively engaged in making sense of their world. Young children appear to be predisposed to acquire information.
These biases toward certain types of learning should pave the way for competence in early schooling. Children lack knowledge and experience, but not reasoning ability. Indeed, although young children are inexperienced, they reason with the knowledge they have. Precocious knowledge may jump-start the learning process, but because of limited experience and underdeveloped systems of logical thinking, children’s knowledge contains misconceptions. Misinformation can impede school learning, so teachers need to be aware of the ways in which children’s background knowledge influences their understanding. Such awareness should help teachers anticipate children’s confusion and recognize why children have difficulties grasping new ideas. Strategies for learning are important.
When children are required to learn about unfamiliar knowledge domains, they need to develop intentional learning strategies. Children need to understand what it means to learn, who they are as learners, and how to go about planning, monitoring and revising, to reflect upon their learning and that of others, and to learn how to determine if they understand. These metacognitive skills provide strategic competencies for learning.
The children have their own characteristics, which are different from adults. The characteristics cover their ways of thinking, their attitude, their aptitude, et cetera. They also prevail to the children’s ways of learning language. This, of course, influences the ways of teaching them. To give the best quality of teaching English to the children, the teachers should know and understand them.
DISCUSSION
Characteristic of younger and older learners
Younger learner
·      Children are at pre-school or in the first couple of years of schooling.
·      Generally they have a holistic approach to language.
·      They have a lower level of awareness about themselves as language learners as well as about process of learner.
·      They have limited writing and reading skills even in their first language.
·      Generally they are more concerned about themselves then others.
·      They have limited knowledge about the world.
·      They enjoy fantasy, imagination, and movement.
Older learner
·      These children are well established at school and comfortable with school routines.
·      They show a growing interest in analytical approaches.
·      They show growing level of awareness about themselves as language learners and their learning.
·      They have well developed skills as readers and writers.
·      They have a growing awareness of other and their viewpoints.
·      They have a growing awareness about the world around us.
·      They begin to show interest in real life issues.

 Phillips states that in learning a language, young learners respond to the language, depending on what it does or what they can do with it rather than treating it as an intellectual game or abstract system (1995: 7). Brewster (1997: 6) supports it by saying that theories of the children’s learning require that young learners be supported by moving from the abstract to the concrete and through being involved in activity. It can be understood that the children need activities that are more concrete rather than abstract and to be involved in those activities in order that they can learn the language well.
While, Brumfit (1997: v) gives a list of the characteristics which young learners share:
a. Young learners are only just beginning their schooling.
b. As a group they are potentially more differentiated than secondary or adult learners.
c. They tend to be keen and enthusiastic learners.
d. Their learning can be closely linked with their development of ideas and concepts.
e. They need physical movement and activity as much as stimulation for their thinking.
Most primary level learners will share these characteristics. Those opinions give the researcher some important notes about children’s special characteristics in learning the language. They are as the following:
a. Children respond the language well through concrete things (visual things) rather than abstract things.
b. Children need physical movements and real activities to stimulate their thinking.
c. Children will be enthusiastic if they are taught using fun activities or being involved in activities.
d. Children love to play, and learn best when they are enjoying themselves.
e. Children learn well through something that is close to their culture.
f. Children like to work together.
Knowing the characteristics is essential:
·         They have short attention span.
·         They are very active
·         They respond well to praising.
·         They differ in their experience of language
·         They are less shy than older learners.
·         They are imaginative.
·         They enjoy learning through playing.

REFERENCES
Pinter, Annamaria. 2006. Teaching Young Language Learners. China. Oxford University Press.

·    



Rabu, 02 Februari 2011

Sanseviera si Penyedot Bau Maut



Menurut NASA polusi udara menyebabkan penyakit yang dikenal dengan nama sick building syndrome. Polutan udara yang paling banyak berasal dari asap rokok, benzene, dan formaldehida.
Sick building syndrome menyebabkan mata dan hidung panas seperti terbakar, tenggorokan panas dan kering, kelelahan kronis, kanker, menurunkan kemampuan konsentrasi, gemetar, mual, otot kram, kulit kasar dan kering, sakit kepala, hati berdebar, batuk, pilek, dan napas tersengal.
Penelitian yang dirilis oleh NASA menyimpulkan ada 10 tanaman menyerap polutan, diantaranya sansiviera, philodendron, aglaonema, spathiphyllum, dan krisan. Sansiviera menjadi pilihan utama lantaran cocok dimanfaatkan sebagai tanaman indoor dan outdoor. Alasan lain, dracula’s plant itu punya jalur metabolism CAM (Crasulaceaen Acid Metabolism). Di malam hari penyerapan oksigennya sedikit sehingga tidak mengganggu proses pernapasan makhluk lain, termasuk pemilik tanaman.

Proses Serap Racun 

Menurut Lanny Lingga, pratikus tanaman hias di Bogor, lidah jin menyerap polutan dalam 2 tahap. Pertama melalui proses penangkapan dan pemecahan alias metabolic breakdown. Tanaman menangkap polutan berupa senyawa organic melalui stomata bersamaan proses respirasi, transpirasi, dan fotosintesis. Senyawa organic lalu dipecah menjadi ion yang dapat diserap jaringan tanaman.
Tahap berikutnya berbarengan dengan pengeluaran oksigen melalui akar (ini terjadi ketika tanaman melakukan proses transpirasi. Saat pelepasan oksigen berlangsung, senyawa racun yang menumpuk di jaringan akar ikut dilepas. Tanaman yang punya tingkat transpirasi-penguapan-tinggi,paling aktif menyerap polutan.
Penelitian lain oleh Wolverton Environmental Service mengungkap lidah naga menyerap senyawa kimia berbahaya seperti formaldehida, kloroform, benzene, xylene, dan trichloroethylene. Cukup menaruh 4 daun sansevieria dewasa diruang seluas 75 m2  membuat udara bebas dari polutan maut tersebut.

Kasiat Obat

Sansieviera memiliki kandungan kimiawi dan efek farmakologis yang secara klinis teruji berefek positif.
Daun memiliki rasa pedas dan bersifat netral. Ia dimanfaatkan sebagai obat bengkak, penyakit kulit seperti eksim, sakit gigi, penyubur rambut, telinga berdengung, pencegah flu, dan penawar racun binatang berbisa. Buah rasanya pahit manis, mengandung astringen, dan bersifat sejuk.
Buah bagus dipakai sebagai penurun panas, mencegah peradangan, obat batu ginjal, penyejuk tenggorokan, dan peluruh urin. Sementara akar yang tawar dan bersifat netral menjadi penawar racun, menurunkan tekanan darah, mengobati diare, sipilis, wasir, TBC kelenjar, dan sakit ulu hati. (Sumber : Evy Syariefa, Trubus : Februari 2008)


Senin, 29 November 2010

Bunga Jantan dan Bunga Betina pada Melon

Bunga Betina
  • Mempunyai putik dan bakal buah berbentuk bulat sampai lonjong di bawah mahkotanya.
  • Bunga betina terbentuk dengan tangkai yang pendek dan tebal. Jika tidak sempat terserbuki, bunga betina akan rontok dalam 2-3 hari.
  • Bunga betina terdapat pada ketiak daun ke-1 atau ke-2 dari berbagai cabang.
Bunga jantan
  •         Bunga jantan berbentuk terompet, mempunyai benang sari dan tanpa bakal buah.
  •        Bunga jantan terbentuk berkelompok 3-5 buah, terdapat pada semuaketuak daun, kecuali ketiak daun yang ditempati bunga betina
  •       Bunga jantan memiliki tangkai yang tipis dan panjang, akan rontok dalam 1-2 hari setelah mekar.
Bunga hermaphrodite
Bentuknya seperti bunga betina, tetapi dalam mahkotanya terdapat putik dan benang sari sekaligus.

Penyerbukan
  • Penyerbukan biasanya dilakukan ketika tanaman melon berumur 21 HST
  • Keberhasilan penyerbukan dapat terlihat 1-2 hari setelah penyerbukan yang ditandai dengan terbentuknya bakal buah yang mulai mengembung dan bunga betina yang sudah mulai layu.

Minggu, 28 November 2010

"Yang ku Butuhkan Adalah..."

Yang aku butuhkan dalam hidup adalah hal-hal yang sederhana. Jika ia berupa harta-benda, aku butuh secukupnya saja. Asal cukup menjelaskan kepadaku betapa sedikit sebenarnya kebutuhanku sehingga jika kelebihan sedang menjadi milikku, itu pasti bukan karena kebutuhanku, melainkan karena kerakusanku.
Jika ia berupa ilmu pengetahuan, cukuplah ilmu yang mengajariku tentang kebodohan. Bahwa apa pun yang kupelajari, pasti cuma untuk menegaskan kebodohanku sendiri. Bahwa jika semua isi kepalaku telah ku buka dan ku teladahkan. Ia takkan sanggup menampung seluruh pengetahuan semesta raya. Jangankan berbangga diri mentang-mentang berilmu. Merasa berilmu pun telah merupakan bentuk penegasan baru tentang kebodohanku.
Jika aku butuh sahabat, cukuplah aku puas dengan orang-orang yang sederhana. Sepanjang orang itu sanggup mengilhamiku agar tidak ragu untuk tidur jika mengantuk, makan jika lapar, dan ketawa jika geli. Cukuplah para sahabatku mengajariku untuk berani menjadi manusia yang wajar dan semestinya.
Jika aku berguru, aku tak meminta guru dapat mengajariku punya kemampuan terbang dan menghilang. Cukuplah bagiku jika sang guru mau membimbingku untuk belajar menyingkirkan batu dijalan, rela pada keberuntungan orang lain, sabar atas kemalangan diri sendiri, senang melihat tetangga punya barang baru, mencintai anak-anak, menyayangi hewan...
Dari guruku, aku tidak mengharapkan pelajaran apapun selain pelajaran merendahkan diri dan merendahkan hati. Karena penyakit terbesarku hari ini adalah perasaan bahwa aku ini ada, penting, dan besar. Dengan kesabaranku itulah orang lain terlihat kecil. Karena kepentingan ku itulah orang lain jadi terasa remeh. Karena keberadaanku itulah orang lain seperti jadi tidak ada. Jika aku tidak dibesarkan dan dipentingkan susahlah hatiku.
Jika aku sedang kelihatan merendah, sesungguhnya aku sedang merasa lebih tinggi. Jika aku sedang mengecil sesungguhnya aku tengah merasa besar. Oleh karena itu, aku pun, dapat khusyuk berdoa sambil memandang hina orang lain yang tingkat ke khusyukannya ku anggap tidak sama. Jadi, perendahan dan pengecilan ini sesungguhnya terlebih dari alat kesombngan semesta.
Jika ada seseorang yang memiliki kualitas kerendahan hati dalam arti yang sebenarnya, kepada merekalah aku datang berguru.